It's me!

Foto saya
ALLAH SWT-- tough; weak; strong; have a dream; have a choice; love a laugh; have a great family; have nice friends; have an ugly cat; pink; blue; beautiful colour; rain drops; sunshine; accounting; writting; STITCH; Fido Dido; and much more

Sabtu, 02 Mei 2015

Eksposur dan Akuntansi Valas



Akuntansi merupakan alat menyampaikan informasi keuangan dari sebuah entitas usaha yang melakukan kegiatan bisnis. Akuntansi juga meyerupai bahasa dalam hal bahwa sejumlah aturan akuntansi bersifat definif sementara yang lain tidak. Ada perbedaan pendapat di antara para akuntan mengenai bagaimana suatu peristiwa tertentu harus dilaporkan.
Bahasa berkembangnya sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, demikian juga akuntansi. Semakin kompleks dunia bisnis dan keuangan, semakin kompleks pula informasi keuangannya. Sejumlah aturan yang berlaku sekarang, mungkin pada masa mendatang akan dimodifikasi untuk memenuhi perkembangan atau perubahan kebutuhan organisasi dan konstitutenya, yang sudah tidak dapat dipenuhi lagi dengan aturan yang berlaku sekarang.
Eksposur Valas
Yaitu sebuah ukuran terhadap poteni perubahan profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs.
Eksposur valas secara konvensional diklasifikasikan menjadi eksposur traksaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi yang harus dilaporkan pada laporan keuangan.
Jika suatu bisnis masuk ke dalam perdagangan internasional, maka tentunya mereka terekspos terhadap risiko valuta asing. Risiko ini terdiri dari beberapa macam, dan masing-masing punya strategi tersendiri untuk mengelolanya.
Pada umumnya, Terdapat tiga jenis exposure valuta asing, diantaranya: 1) transaction exposure; 2) operating exposure; dan 3) translation exposure.
Untuk mengatasi exposure yang disebabkan oleh mata uang asing, maka bisa dilakukan hedging. Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi pergerakan mata uang asing. Manfaat dari hedging antara lain melindungi dari potensi kerugian valas, serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu kepastian melalui hedging.
Apakah Anda ingin melakukan hedging atau tidak? Pertimbangkan alasan-alasan berikut ini.
Mengapa perusahaan tidak memilih hedging?
Pertama, manajemen risiko valas tidak menjadikan proyeksi arus kas menjadi meningkat. Hedging hanya memungkinkan untuk melindungi nilai, bukan meningkatkan arus kas.
Kedua, pasar tidak dapat ditebak kemana arahnya
Ketiga, motivasi untuk mengurangi variasi lebih didorong oleh alasan akuntansi, yakni supaya bottom line bagus.
Keempat, biaya hedging terlalu mahal, dibandingkan dengan perlindungan nilai yang diberikannya
Lalu, mengapa perusahaan melakukan hedging?
Pertama, dengan melakukan hedging maka ini merupakan salah satu bentuk perencanaan arus kas, dimana risiko variasi arus kas jadi berkurang
Kedua, manajemen mempunyai keunggulan komparatif dibandingkan dengan investor individual mengenai risiko mata uang asing yang dihadapi oleh perusahaan
Ketiga, pasar biasanya dalam kondisi disequillibrium disebabkan ketidaksempurnaannya baik secara struktural maupun institusional. Sehingga, pasar umumnya selalu bergerak, dan ini mengakibatkan ketidakpastian.
Exposure pertama yang dihadapi perusahaan adalah transaction exposure, yakni risiko yang dihadapi oleh perusahaan ketika melakukan transaksi dengan pihak lain dan terkait dengan valas. Sehingga, perusahaan yang terlibat transaksi ini terekspos terhadap risiko perubahan nilai valas di masa depan.
Menurut Eitman, beberapa aktivitas yang dapat mengakibatkan suatu transaction exposure diantaranya adalah:
1. Membeli/menjual dalam kredit dengan harga dalam valas
2. meminjam/ memberi pinjaman, dengan sistem pelunasan menggunakan valas
3. masuk ke dalam kontrak forward valas
4. memperoleh asset atau liabilities dalam valas
Seperti yang telah diungkapkan diatas, ketika perusahaan menghadapi transaction exposure, ia mempunyai dua opsi, yakni hedging atau tidak. Seandainya perusahaan tidak mau melakukan hedging, maka opsi yang dimilikinya untuk meminimalisir risiko valas adalah:
1. mentransfer risiko tersebut terhadap pihak lain. Misalnya, perusahaan Indonesia mengenakan harga jual produk ekspornya ke AS dalam Rupiah, bukannya Dollar. Sehingga, pihak lawan (importir AS) yang terekspos terhadap pergerakan mata uang Rupiah.
2. meminta pelunasan cepat. Risiko mata uang asing dapat diminimalisir jika perusahaan meminta pelunasan secepatnya, sehingga bisa menggunakan nilai mata uang spot.
3. melakukan netting. Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan MNC yang punya banyak cabang dan melakukan banyak transaksi valas. Yang dilakukan adalah mengkonsolidasikan seluruh posisi mata uang asing dalam satu negara, dan dihitung net-nya dari transaksi-transaksi yang terjadi dengan pihak lain.
Pasar Valas dan Kurs
Pasar valas merupaka mekanisme melalui valuta suatu negara ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas diselesaikan. Transaksi valas merupakan traksakasi dimana dua belah pihaak setuju untuk menukarkan valuta yang satu denga valuta a
yang lain pada kurs tertentu. Transaksi vaas dapat terjadi di spot market dan forward market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil dipasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisis dalam forward market, para partisipan mengadakan kontak pada hari ini untuk penyerahan/penerimaan valas pada waktu mendatang. Pasar valas mempunyai pasar retail dan pasar wholesale. Karakteristik pasar wholesale adalah transaksinya berukuran besar dan biasanya para partisipan terdiri dari bank dan institusi keuangan yang lain. Pada pasar retail, transaksi-transaksi valas yang terjadi adalah jauh lebih kecil biasanya mempunyai spread yang tinggi.

Sumber:
http://dellyherdiana.blogspot.com/2014/04/eksposur-dan-akuntansi-valas.html
http://businesslounge.co.id/2013/02/24/manajemen-risiko-valas-transaction-exposure-1/ 


Transaksi Mata Uang



Pengertian Translasi Translation adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain. • Isu kurs dikombinasikan dengan berbagai methode translasi yang dapat digunakan dan perlakuan “Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat perbandingan hasil-hasil laporan keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda menjadi hal yang sulit. Lana Sularto
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.
Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Penggunaan mata uang asing biasanya dilakukan apabila terjadi transaksi yang bersifat internasional, seperti:
1.      Eksport dan import barang
2.      Pendirian cabang perusahaan di negara lain
3.      Investasi di luar negeri
Ada beberapa hal yangharus diperhatikan dalam pencatatan dan pelaporan transaksi dengan menggunakan mata uang asing, yaitu:
-          Dikonversi
-          Laba dan rugi selisih pertukaran mata uang
-          Strategi hedging
Alasan translasi
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
A. mencatat transaksi mata uang asing;
B. memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
C. berkomunikasi dengan peminat saham asing.

Alasan translasi •Perusahaan dengan operasi luar negeri yaitu Perusahaan dengan operasi yang luas, tidak dapat menyiapkan laporan keuangan konsolidasi jika akun-akun mereka dan akun-akun subsidiaries tidak diungkapkan dalam satu mata uang. • Skala kegiatan investasi internasional yang meluas saat ini meningkatkan kebutuhan penyampaian informasi kepada pembaca di negara lain yg signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri

Sumber:
https://kartikagaby.wordpress.com/2014/06/12/transaksi-mata-uang-asing-akuntansi-internasional/
http://www.slideshare.net/manik72/transaksi-mata-uang-asing-pertemuan-ke-7?related=1

Konvergensi Akuntansi



Konvergensi standar akuntansi internasional bukanlah ide baru. Konsep konvergensi pertama kali muncul pada tahun 1950-an dalam menanggapi posting Perang Dunia II integrasi ekonomi dan peningkatan terkait dalam arus modal lintas-perbatasan. Upaya awal berfokus pada harmonisasi—mengurangi perbedaan antara prinsip akuntansi yang digunakan dalam pasar modal utama di seluruh dunia. Pada 1990-an, konsep harmonisasi digantikan oleh konsep konvergensi— pengembangan satu set terpadu berkualitas tinggi, standar akuntansi internasional yang setidaknya akan digunakan di semua pasar modal utama.
Komite Standar Akuntansi Internasional, dibentuk pada tahun 1973, adalah badan internasional penetapan standar yang pertama. Komiter tersebut dirombak pada tahun 2001 dan menjadi penentu standar internasional yang independen, Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB). Sejak saat itu, penggunaan standar internasional telah berkembang. Sampai dengan 2013, Uni Eropa dan lebih dari 100 negara lainnya baik memerlukan atau mengizinkan penggunaan standar akuntansi keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh IASB atau varian lokal mereka.
Definisi arti kata konvergensi adalah dua benda atau lebih bertemu/bersatu di suatu titik; pemusatan pandangan mata ke suatu tempat. Dalam hal ini, konvergensi IFRS berarti bahwa standar akuntansi yang berlaku di Indonesia akan sesuai dengan standar yang ada di internasional. Alasan perlu adanya standar akuntansi internasional ada empat macam, yaitu:
1. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional.
2. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
3. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
4. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practice”.
Indonesia melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia (diwakili Presiden SBY) sudah memiliki komitmen dalam kesepakatan negara-negara G-20. Tujuan dari kesepakatan tersebut adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS ini memiliki manfaat lain seperti meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan laporan keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen untuk melakukan konvergensi dengan IFRS). Konvergensi ini seharusnya dicapai Indonesia pada tahun 2008 lalu, namun karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada 1 Januari 2012. Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan World Bank menganggap investasi di Indonesia masih berisiko karena penyajian laporan keuangan masih menggunakan Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS). Indonesia akan mengadopsi IFRS secara penuh pada tahun 2012 nanti.
Adapun strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy berarti mengadopsi penuh IFRS sekaligus tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu (digunakan oleh negara-negara maju). Gradual strategy berarti mengadopsi IFRS secara bertahap (digunakan oleh negara-negara berkembang, seperti Indonesia). PSAK akan dikonvergensikan dengan IFRS melalui tiga tahapan yaitu tahap adopsi, tahap persiapan akhir dan tahap implementasi.
Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011. Pada 2009 proses adosi IFRS/IAS mencakup :
1. IFRS 2 Share-based payment
2. IFRS 3 Business combination
3. IFRS 4 Insurance contracts
4. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
5. IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources
6. IFRS 7 Financial instruments disclosures
7. IFRS 8 Segment reporting
8. IAS 1 Presentation of financial statements
9. IAS 8 Accounting policies, change in accounting estimates
10. IAS 12 Income taxes
11. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
12. IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans
13. IAS 27 Consolidated and separate financial statements
14. IAS 28 Invesments in associates
15. IAS 31 Interest in joint ventures
16. IAS 36 Impairment of assets
17. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets
18. IAS 38 Intangible assets

Pada tahun 2010 adopsi IFRS/IAS mencakup :
1. IFRS 7 Statement of Cash Flows
2. IFRS 20 Accounting for geverment grant and disclosure of government assistance
3. IFRS 24 Related party disclosures
4. IFRS 29 Financial reporting in hyperflationary economies
5. IFRS 33 Earnings per share
6. IFRS 34 Interim financial reporting
7. IFRS 41 Agriculture
Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut kesesuaian dengan IFRS, dengan demikian diharapkan meningkatkan kegiatan investasi secara global, memperkecil biaya modal (cost of capital) serta lebih meningkatkan transparansi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan.
Dengan konvergensi IFRS ini, PSAK akan bersifat principle-based, bukan rule-based lagi seperti selama ini. Hal itu memerlukanprofessional judgment, sehingga seiring peningkatan kompetensi harus pula dibarengi dengan peningkatan integritas. Peta arah (roadmap) program konvergensi IFRS yang dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama, tahap adosi (2008 - 2011) yang meliputi Adopsi seluruh IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku. Kedua, tahap persiapan akhir (2011) yaitu penyelesaian infrastruktur yang diperlukan. Ketiga, yaitu tahap implementasi (2012) yaitu penerapan pertama kali PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS dan evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif.

Sumber:
http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2015/01/07/kilas-sejarah-konvergensi-standar-akuntansi-internasional/
http://yusuf-arifin.blogspot.com/2011/03/kovergensi-ifrs-di-indonesia.html