Van Horne (1986:193), mengatakan :
“Manajemen kas mengandung pengertian mengelola
uang perusahaan sedemikian rupa sehingga saat dicapai ketersediaan kas maksimum
dan pendapatan bunga yang maksimum dari uang tunai yang menganggur”.
Sedangkan menurut Weston dan Brigham (!985:229)
Adanya beberapa manfaat dimilikinya kas yang
cukup, antara lain :
1.
Perusahaan perlu sekali memiliki kas yang cukup agar dapat memanfaatkan
potongan/discount perdagangan.
2.
Kelaikan kredit yang baik akan memungkinkan perusahaan membeli barang
dari supliernya dengan persyaratan yang lunak serta menjaga hubungan kredit
dengan bank dan sumber kredit lain.
3.
Cukupnya saldo kas memungkinkan perusahaan mengambil kesempatan baik
seperti penawaran istimewa dari penjual yang kadang-kadang muncul dari waktu ke
waktu.
4.
Perusahaan harus memiliki likuiditas yang cukup untuk menghadapi keadaan
darurat seperti pemogokan buruh, kebakaran, atau kampanye pemasaran dari
pesaing.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen kas adalah aktivitas untuk
mengelola keuangan perusahaan dengan berpedoman pada azas manajemen dan
prinsip-prinsip ekonomi untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu kita harus
mengetahui bagaimana manajemen kas dapat dilaksanakan dengan baik dan efisien.
Selanjutnya untuk melaksanakan manajemen kas yang
baik ada tiga aspek yang diperlukan yaitu :
a.
Administrasi Kas Harian
Administrasi kas harian adalah suatu tertib administrasi penerimaan dan
pengeluaran kas serta saldo kas akhir, sehingga dapat disiapkan laporan kas
yang
up to date, yang dapat memberikan informasi
mengenai struktur penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo kas terakhir pada
saat diperlukan.
Selain itu dalam Pernyataan Standar Akuntansi no. 2 Buku satu (1994:22)
dikatakan : “Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus ke masa depan (future cash
flow) dari berbagai perusahaan”.
Sehingga dengan adanya
pengelolaan administrasi kas harian yang baik akan memberikan manfaat dan
kebaikan bagi perusahaan, khususnya bagi para manajer keuangan yang secara
langsung bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan.
b. Budget
Kas
Mengenai budget kas, akan dibahas secara lebih mendalam dalam bagian
selanjutnya dari bab ini.
c. Persediaan Besi Kas (Safety Cash Balance)
Dalam pengelolaan kas, setiap finance manager selalu berusahaa agar di
dalam perusahaan terjadi aliran kas (flow of cash) yang teratur. Untuk itu,
harus diusahakan agar aliran kas masuk dan aliran kas keluar selalu dalam
keadaan seimbang, yaitu tidak terjadi saldo kas berlebian (excess cash balance)
dengan kekurangan saldo kas (cashstorage).
Saldo kas yang berlebihan dapat mengorbankan rentabilitas karena
tertanamnya sejumlah uang kas yang sebesarnya tidak produktif. Sebaliknya,
apabila terjadi kekurangan kas akan menyebabkan perusahaan tidak dapat
menjalankan operasinya dengan lancar dan tidak dapat memenuhi kewajibannya yang
harus segera dibayar. Dalam hal ini, perusahaan harus menyediakan uang tunai
dalam jumlah yang dibutuhkan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Riyanto (1995:94)
mengatakan :
“Kas adalah salah satu unsur kerja yang paling
tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam
perusahaan, berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti, bahawa
perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban
finansialnya. Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan
persediaan kas yang sangat besar, karena makin besarnya kas berarti makin
banyaknya uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya“.
Selanjutnya, Guthman (Riyanto, 1995:5) menyatakan
bahwa : “Jumlah kas yang ada di dalam perusahaan yang Well Finance hendaknya
tidak kurang dari 5% sampai 10% dari jumlah aktiva lancar”. Menurut Sartono
(1997:530) Kas dan surat berharga yang optimal sangat tergantung atas trade-off
antara tingkat bunga dengan biaya transaksi. Sedangkan Syamsuddin (!995:237)
mengatakan : Pendekatan lain dalam menentukan jumlah minimum kas adalah sebagai
prosentase tertentu dari volume penjualan.
Pada dasarnya kedua pendapat di atas menghendaki
agar perusahaan dalam menentukan kebijaksanaan terhadap persediaan uang kas,
tetap menjaga likuiditas dan tidak mengorbankan rentabilitas perusahaan.
Persediaan besi kas atau persediaan minimal dari
kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar memenuhi kewajiban
finansialnya sewaktu-waktu. Persediaan besi kas ini merupakan unsur atau inti
permanen dari kas.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar