Akhir-akhir ini, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
sedang gencar diberitakan di media cetak maupun media elektronik. Kabarnya,
kenaikan harga BBM akan diberlakukan mulai bulan Juni. Seperti dalam www.kompas.com yang menuliskan bahwa, Menteri
Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pengumuman kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi selambat-lambatnya tanggal 17 Juni 2013. Hal itu sesuai
dengan selesainya rapat paripurna soal Rancangan Anggaran dan Pendapatan
Belanja Negara Perubahan (RAPBNP 2013). Kenaikan harga BBM ini tidak dapat dihindarkan sejalan dengan
kemungkinan kenaikan harga minyak dunia akibat kondisi geopolitik di Iran.
Selain itu, kebutuhan minyak yang tinggi pada musim dingin di daerah belahan
bumi utara menyebabkan tertekannya anggaran belanja negara atas kenaikan jumlah
nilai subsidi BBM yang harus dibayarkan. Setelah kabar kenaikan harga BBM
diberitakan, banyak yang tidak menyetujuinya. Mulai dari kalangan pejabat
hingga masyarakat biasa. BBM memang termasuk kebutuhan yang penting bagi setiap
orang dan dapat mempengaruhi perekonomian individu maupun masyarakat. Sebagian
besar masyarakat biasa tidak menyetujui karena keuangan mereka akan semakin
terbebani jika harga BBM naik. Sedangkan beberapa pejabat yang tidak menyetujui
beralasan karena mereka menilai pemerintah tak punya pijakan kuat untuk
melakukan hal itu, seperti yang dituliskan dalam website resmi viva.
Kenaikan harga BBM ini tentunya akan mempengaruhi berbagai
bidang di Negara ini, termasuk Perekonomian. Jika harga BBM dinaikkan akan
mempengaruhi harga barang-barang di pasar seperti ayam, bawang merah, sayuran
dan semacamnya. Karena, secara logika mobil yang mengangkut bahan-bahan yang
akan dijual ke pasar akan menaikkan tarifnya karena biaya untuk bahan bakar
mobilnya juga bertambah. Begitu juga dengan angkutan umum, tentunya para
“abang” supir juga akan menaikkan tarif atau ongkosnya.
Dalam diskusi Implikasi
Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Terhadap Prospek Dunia Usaha dan Pembiayaan oleh
Sektor Perbankan, Jakarta, Jumat (3/5/2013), Kepala Ekonom Danareksa, Purbaya
Yudhi Sadewa menampik anggapan sejumlah pihak yang menyatakan ekonomi
Indonesia akan aman dengan realisasi kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi.
Menurut www.bbc.co.uk, Salah satu masalah terbesar yang
muncul dari dinaikkannya harga BBM adalah kekhawatiran akan terhambatnya
pertumbuhan ekonomi karena dampak kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi
akibat komponen biaya yang naik. Inflasi
tidak mungkin dihindari karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan
distribusi barang, kata peneliti dan direktur lembaga kajian migas Reforminer
Institute, Pri Agung Rakhmanto. Tetapi menaikkan harga BBM juga tak bisa
dihindari karena beban subsidi membuat negara sulit melakukan investasi bidang
lain untuk mendorong tumbuhnya ekonomi. Sejumlah
komponen penyumbang utama kenaikan inflasi, di luar naiknya harga BBM, adalah
harga makanan-minuman serta tarif transportasi (seperti yang dituliskan di
atas). Keduanya mengklaim BBM sebagai salah satu elemen utama, bahkan terbesar,
dalam komponen ongkos produksi dan distribusi.
Sedangkan dalam www.skalanews.com menuliskan, menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution, dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi agar dapat dibedakan yaitu secara jangka panjang dengan pendek, karena imbasnya akan berbeda. Jika dampak kenaikan harga BBM dilihat secara jangka pendek, maka dampaknya akan negatif di mana harga-harga bahan pokok akan naik dan kegiatan perekonomian akan terpengaruh. Namun secara jangka panjang kenaikan harga BBM bersubsidi akan membuat neraca pembayaran membaik, sehingga tekanan nilai tukar terhadap persepsi dari pasar akan berkurang atau menjadi baik.
Dalam website resmi Departemen Keuangan menuliskan bahwa, pengendalian BBM bersubsidi akan menjaga kesehatan fiskal dan perekonomian nasional. Namun, kebijakan tersebut harus pula melindungi masyarakat rentan, mengingat kebijakan pembatasan BBM bersubsidi akan berdampak pada laju inflasi, meskipun hanya sementara. “Apapun kebijakan pengendalian BBM yang diambil pemerintah, dampaknya terhadap inflasi hanya short term atau sementara, dan secara jangka panjang akan baik bagi perekonomian,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Menurut Perry, tinggi rendahnya laju inflasi bergantung pada kebijakan yang kelak akan diberlakukan pemerintah. "Laju inflasi bisa tinggi kalau kebijakan kenaikan harga dilakukan secara menyeluruh (bagi) kendaraan bermotor (baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum). Tapi, kalau kenaikan harga BBM diberlakukan hanya di segmen-segmen tertentu, seperti mobil pribadi, maka efeknya terhadap inflasi bisa lebih rendah," ungkapnya.
Kenaikkan
harga BBM berubsidi sebenarnya merupakan kebijakan yang memiliki dampak positif
bagi keseimbangan APBN jika para politikus bersikap jujur dan adil. Menaikkan
harga BBM bersubsidi merupakan cara terbaik untuk mengamankan kondisi keuangan
negara di APBN. kenaikan BBM saat ini juga dianggap dapat memberikan dampak
positif, khususnya dalam ekonomi domestik dan juga berdampak positif bagi pasar
modal Indonesia. Kenaikan ini juga merupakan
peluang bagi para investor. Penurunan harga-harga barang harus dilihat sebagai
peluang investasi guna untuk menurunkan biaya rata-rata perolehan (average cost) pada portofolio yang
dimiliki oleh para investor.
Kesimpulan
dari tulisan ini adalah kenaikan harga BBM pada dasarnya merupakan langkah positif
dari pemerintah agar dapat menyeimbangkan APBN dan menyubsidikan warga Negara yang
tidak mampu dengan syarat para petinggi harus berlaku jujur dan adil juga
memiliki rasa tanggung jawab terhadap Negara ini. Meskipun kenaikan BBM ini
akan berdampak inflasi, harga-harga barang dan tarif transportasi akan ikut
naik, kita akan menikmati dampak positifnya dalam jangka panjang.
Sumber:
Saya mengucapkan terima kasih setulus-tulus kepada para blogger dan penulis juga media yang secara tidak langsung mengizinkan saya untuk mengambil ilmu dari tulisannya. Mohon maaf jika saya menambahkan beberapa pendapat saya. Mohon maaf juga jika terdapat banyak kekurangan pada tulisan saya J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar