Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk
memperoleh barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang
sama (masukan atau keluaran). Akuntansi bagi perubahan harga secara khusus
berhubungan erat dengan manajer-manajer perusahaan multinasional karena tingkat
inflasi bervariasi secara substansial
antara suatu negara dengan negara lainnya, sehingga meningkatkan kemungkinan
dipengaruhinya pelaporan hasil-hasil operasi oleh efek-efek distortif dari
inflasi. Inflasi lokal mempengaruhi kurs yang digunakan untuk menetranslasikan
saldo-saldo valuta asing kedalam vakuta domestiknya yang ekivalen. Jadi, dalam
akuntansi operasi luar negeri sulit untuk memisahkan isu translasi valuta asing
dari isu inflasi.
- Dalam kondisi inflasi, ada 2 masalah yang dihadapi
akuntansi dengan kos historis :
1. Masalah PENILAIAN : Nilai aktiva akan berubah
dibanding aktiva lain walau daya beli uang tetap
2. Masalah UNIT PENGUKUR : Unit moneter sebagai unit
pengukur akan berubah pada saat inflasi
- Perubahan harga ada 3 jenis :
1. Perubahan
harga UMUM : Perubahan nilai satuan uang, dinyatakan dalam index harga umum
Contoh : INDEX HARGA KONSUMEN
Inflasi : Index harga Umum cenderung naik dari waktu
ke waktu
Kenaikan harga umum suatu periode dibanding periode
sebelumnya : LAJU INFLASI
2. Perubahan
harga SPESIFIK : Perubahan harga barang dan jasa TERTENTU.
3. Perubahan
harga RELATIF : Mengukur tingkat
penyimpangan perubahan harga barang/jasa tertentu terhadap perubahan harga umum
seluruh barang/jasa.
Misal : Harga barang/jasa umum naik 10%,harga barang
tertentu naik 32%, maka Perub.Harga Relatif : 12%.
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat
sebesar biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih
tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang
dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktiva yang
dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba
yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan
pengukuran ini mendistorsi:
1. Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu
historis
2. Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
3. Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh
inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang
berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.
1. Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan
tingkat harga umum (daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau
ekuivalen daya beli umum. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva
berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya
dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila
biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini
(dalam bentuk beban depresiasi),
pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang
mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut
dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal
harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat
ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
Berbagai negara telah mencoba metode inflasi yang
berbeda. Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan paragmatis seperti
parahnya laju inflasi nasional dan pandangan pihak yang secara langsung
dipengaruhi oleh angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi
inflasi yang berbeda sangat bermanfaat
pada saat menilai kondisi paling mutakhir saat ini.
1. Amerika Serikat
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS) No. 33.
Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap bernilai lebih
dari $125 juta atau aktiva lebih dari $1 miliyar, untuk selama 5 tahun mencoba
melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis sebagai kerangka dasar
pengukuran dasar untuk laporan keuangan utama. Banyak pengguna dan penyusun
informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
·
Pengungkapan
ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
·
Biaya
untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak
terlalu bermanfaat bila dibandingkan
data biaya kini. Akhirnya diterbitkan SFAS N0.88 untuk membantu perusahaan yang
melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik awal
standar akuntansi inflasi masa depan. Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan
informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :
·
Penjualan
bersih dan pendapatan operasi lainnya.
·
Laba
dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
·
Kenaikan
atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat di pulihkan.
·
Setiap
agregat penyesuaian translasi mata uang asing berdsarkan biaya kini, yang
timbul dari proses konsolidasi.
·
Aktiva
bersih pada akhir tahun menurun dasar biaya kini.
·
Laba
per saham menurut dasat biaya kini.
·
Deviden
per saham biasa.
·
Harga
pasar akhir tahun per lembar saham biasa
Tingkat indeks
harga konsumen yang di gunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.
Panduan pengungkapan SFAS No.88 juga mencakup operasi luar negeri yang
dimasukkan dalam laporan konsolidasi induk perusahaan dari AS perusahaan yang , engadopsi dolar sebagai mata
uang fungsional untuk mengukur operasi luar negerinya memandang operasi-operasi
dari sudut pandang mata uang induk
perusahaan. Akibatnya akun-akun operasi harus ditranslasi ke dalam dolar,
kemudian disesuaikan dengan inflasi AS. Perusahaan multinasional yang
mengadopsi mata uang local sebagai mata uang fungsional untuk kebanyakan
operasi luar negerinya menggunakan sudut pandang mata uang local. FASB
memperbolehkan perusahaan tersebut untuk mengunakan metode translasi sajikan
ulang atau menyesuaikan diri terhadap inflasi luar negeri dan kemudian
melakukan translasi kedalam dolar AS. Dengan demikian, penyesuai terhadap data biaya kini untuk
mencerminkan inflasi dapat didasarkan pada indeks tingkat harga umum AS atau
luar negeri.
2. Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard
Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement
Of Standard Accounting Practice-SSAP 16). Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33
yaitu :
·
Apabila
standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16
mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
·
Apabila
penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di
Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta
pencatatan penjelasan. Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan
Sumber:
1. http://www.academia.edu/9253481/Akuntansi_Perubahan_Harga
2. http://www.slideshare.net/DesyRatna/akuntansi-perubahan-harga?ref=
3. aji.staff.gunadarma.ac.id (Ta10.doc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar