Beberapa waktu lalu saya dan teman-teman menonton sebuah film pendek yang berjudul Butterfly Circus. Walaupun durasi film ini hanya sekitar dua puluh menit, tetapi film ini sangat menyentuh dan pesan yang disampaikan sangat dalam. Film ini bercerita tentang sebuah hiburan sirkus yang berbeda dengan sirkus-sirkus yang lainnya. Bagi Butterfly Circus, meskipun uang itu penting, tetapi mereka lebih mengutamakan kebahagiaan penonton (penikmat sirkus) dan juga pemain sirkusnya. Sang ketua, Mr. Mendez mengajak beberapa orang yang terbuang dari masyarakat umum untuk bergabung dengan sirkusnya, seperi Anna Trapeze Artist yang dibuang keluarganya karena hamil diluar menikah, George Strongman seorang laki-laki berotot yang dimasa lalunya hanya bisa bergulat seperti binatang, termasuk Will. Will merupakan seorang laki-laki yang dilahirkan tanpa tangan dan kaki. Awalnya ia bekerja dengan salah satu tempat sirkus yang memperlakukannya tidak layak. Namun, Mr. Mendez mengajaknya bergabung dengan Butterfly Circus. Mr. Mendez membiarkan Will untuk menemukan keahliannya sendiri, seperti anggota yang lain. Jadi, pada awal-awal Will bergabung, ia hanya menonton pertunjukkan pemain yang lain dengan anaknya Anna. Hingga suatu hari, ketika Butterfly Circus sedang melakukan waktu senggang dan bersenang-senang di sungai, Will ingin ikut bergabung namun ia meras tidak mampu menyeberangi batang pohon yang menjadi penyatu antara sungai dan daratan. Will sudah berusaha untuk memanggil anggota yang lain tapi tidak ada yang mendengar. Bahkan ketika Mr. Mendez melewati Will, ia membiarkan Will terjebak di tempat itu dan tidak mau menolongnya. Akhirnya, dengan keraguannya ia berusaha melewati batang pohon itu dan berhasil. Karena terlalu senang, ia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke dalam sungai. Beberapa menit berlalu, anggota sirkus yang lain baru menyadari kalau Will menghilang dari tempatnya berpijak. Semua anggota panik mencarinya di dalam air sambil meneriakkan namanya, tiba-tiba Will muncul dari dalam air dengan wajah senang. Semua memeluknya senang. Tanpa kaki dan tangan, Will bisa berenang di dalam air. Akhirnya Will menemukan keahliannya, jati dirinya, dan ia pun bisa ikut show.
Bagi saya, film ini membutikkan bahwa tidak ada orang yang tidak berguna di dunia ini. Tidak ada pecundang. Mereka yang disebut pecundang, sebenarnya bukan pecundang. Mereka hanya belum menemukan jati dirinya. Mereka tidak mau berusaha untuk mencari keahlian mereka, jati diri mereka, dan menjadi terlihat tidak berguna. Jangan mau kalah dengan Will yang tidak sempurna fisik dari lahir.
Saya menyimpulkan sendiri mengapa Sirkus itu dinamakan Butterfly Circus. Butterfly itu kupu-kupu. Terbentuknya kupu-kupu berawal dari ulat bulu yang mengganggu, menjadi kepompong yang terlihat tidak berguna (menggantung dan diam saja) dan akhirnya keluar menjadi kupu-kupu dengan sayap yang indah. Seperti halnya kupu-kupu, Butterfly Circus juga seperti itu. Berawal dari orang yang terlihat tidak berguna, menjadi berguna karena sirkus ini dan keberusahaan dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar